Bagi yang butuh referensi itinerary yogya 4 hari 3 malam, ini pengalaman saya dan suami saat jalan-jalan di Yogya. Semoga membantu dan menginspirasi perjalanan kalian ya. Rasanya, gak pernah bosan jalan-jalan di Yogya. Selalu ada pengalaman baru, selalu ada cerita baru, dan selalu excited dengan kota yang masih sangat kental dengan budaya lokalnya ini. Di bulan September lalu, saya berkesempatan jalan-jalan bersama dengan suami di Yogya selama 4 Hari 3 Malam. Inginnya, sih semua tempat-tempat asik di penjuru Yogya bisa kita kunjungi, tetapi karena waktu yang terbatas dan jatah cuti yang semakin menipis, akhirnya hanya beberapa tempat saja yang bisa kita kunjungi. Sebenarnya, bukan hanya daerah Kota Yogya yang kami kunjungi, tetapi sampai ke daerah-daerah di sekitarnya juga, seperti Sleman, Magelang, dsb. Untuk jalan-jalan berdua ini, kita memilih untuk pakai motor dibanding mobil. Selain karena lebih hemat dan menghindari macet, pakai motor lebih intimate sih hehehe. Jadi sebelum ke Yogya, kita sudah booking via whatsapp ke penyewaan motor. Kebetulan penyewaan motor ini kenalannya teman saya, jadi sudah enak dan terpercaya. Bahkan motornya juga langsung diantar ke hotel tempat saya menginap. Syarat peminjamannya hanya butuh menyerahkan KTP saja. Setelah itu kunci motor, motor, beserta dua helm dipinjamkan kepada kita. Untuk pembayarannya pun di akhir setelah sewa motor selesai. Di Yogya kemana saja? Ini itenerary Yogya 4 Hari 3 Malam, perjalanan saya bersama suami. Semoga bermanfaat bagi yang akan jalan-jalan di Yogya ya. Hari Pertama di Yogya Jam kami berdua naik pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta untuk menuju Bandara Adi Sucipto Yogya. Alhamdulillah perjalanan lancar dan pukul kami sudah sampai di Bandara Yogya. Menggunakan taxi online dari Bandara Yogya, kami pun menuju Hotel Grand Serela yang ada di wilayah Sleman. Walaupun ini wilayah Sleman, tapi hotel ini masih di perbatasan antara Yogya dengan Sleman. Jadi masih sangat dekat kalau mau jalan-jalan ke daerah Yogya. Sedangkan, kalau kita mau jalan-jalan ke wilayah Magelang atau wilayah Sleman lainnya pun tinggal lurus aja mengikuti jalan besar Yogya-Magelang dan dekat juga dari Hotel. Kamar Hotel Superior di Grand Serela Maafkan Gelap karena di foto saat dini hari kita akan berangkat + masih berantakan Kami menginap 4 Hari 3 malam di Hotel ini. Untuk kenyamanan dan fasilitas, hotel ini biasa saja sih. Tidak terlalu bagus tapi juga tidak bisa dibilang jelek atau tidak nyaman. So far, selama menginap disini cukup nyaman dan betah. Kami sengajak tidak memilih hotel yang fasilitasnya lengkap dan berbintang-bintang, karena memang sudah berencana bukan untuk staycation melainkan jalan-jalan ke banyak tempat. Jadi, tidak akan terlalu lama-lama di Hotel, selain dari istirahat, tidur, dan sarapan. Jam kami pun istirahat sebentar di hotel sambil memikirkan mau makan apa dan kemana. Kebetulan kami belum punya rencana yang pasti untuk jalan-jalan kemana saja, jadi benar-benar random dan spontan saat itu saja direncanakan. Hehehe. Pukul kami pun mulai keluar hotel dan menuju Rumah Makan Jejamuran yang ada di Jalan Pendowoharjo Niron, Pandowoharjo, Sleman. Dari hotel ke Jejamuran menempuh waktu sekitar 30 menit. Waktu itu sempat hujan gerimis, tapi kami hadang aja. Hehehe. Tapi pastinya tidak rugi karena bisa menikmati berbagai menu jamur yang enak-enak di rumah makan ini. Pelayanannya juga sangat cepat, jadi kita tidak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati makanan yang kita pesan. Saat sebelum menikmati makanan di Rumah Makan Jejamuran, Sleman, Yogya Selain dari tempatnya yang sangat luas, suasana di Jejamuran juga sangat romantis. Ada beberapa tempat yang bisa kita pilih. Saya dan suami memilih tempat yang lampunya agak kuning temaram dan dekat dengan air mancur serta kolam ikan. Suara gemercik air jadi makin bikin betah deh. Oya, Jejamuran juga punya musholla yang cukup besar dan nyaman. Jadi tidak perlu khawatir kalau setelah jalan-jalan jauh dan mengejar waktu shalat, bisa shalat disini aja. Sekitar pukul kami pun selesai makan di Jejamuran. Tapi kami baru ingat kalau ternyata kami tidak membawa jaket. Padahal, cuaca di sekitar Yogya saat itu sedang musim hujan dan cukup dingin. Apalagi kami juga menggunakan motor kemana-mana, akhirnya kami pun mampir dulu membeli jaket sebelum pulang ke hotel. Setelah searching, kami pun mampir sebentar ke Toko Sakola Jalan Kapten Tendean No. 47 Wirobrajan, Yogya. Saya dan suami membeli jaket masing-masing 100ribu saja. Jadi toko baju ini sangat lengkap sekali lho! Saya saja tidak percaya, suami saya bisa dapat jaket bomber yang kece hanya dengan harga 100ribu. Hahaha. Hari Pertama, tidak terlalu banyak menghabiskan waktu lama-lama di luar. Kami langsung kembali ke hotel, karena rencananya besok pagi ingin lihat sunrise di Punthuk Setumbu dan harus berangkat dari hotel pukul pagi. Hari Kedua di Yogya Kemana saja kami berdua di hari kedua? Yang jelas kami mulai bangun sejak pukul dan berangkat perjalanan pukul Walau sedikit mengantuk dan rasanya masih ingin menempel di tempat tidur, kami tetap excited bersiap melihat sunrise. Punthuk Setumbu Kami harus bangun sepagi mungkin untuk bisa melihat sunrise yang muncul dari Candi Borobudur. Akhirnya kami pun berangkat pukul dari hotel menuju Punthuk Setumbu. Sebenarnya ingin sih melihat langsung sunrise dari Borobudur, tetapi biayanya cukup mahal. Kami pun tidak ingin berspekulasi karena belum tentu juga bisa terlihat pemandangan sunrise padahal sudah mengeluarkan kocek yang lumayan. Mending dibuat jajan dan coba makanan baru, hehe. Punthuk Setumbu, salah satu destinasi Cinta dan Rangga dalam film AADC Perjalanan menuju Punthuk Setumbu sedikit menyedihkan karena hujan gerimis datang subuh ini. Tapi kami lanjut perjalanan dengan menggunakan jas hujan. Untungnya hujan tidak lama dan kami pun tidak basah kuyup. Pukul kami sudah sampai di Puthuk Setumbu. Kami pun shalat dulu di mushola kecil yang ada di dekat tempat parkiran. Mendaki dari bawah menuju Punthuk Setumbu, rasanya lumayan melelahkan bagi saya yang jalan jauh dan naik-naik ke atas gunung duh payah ya, hehe. Kami pun menunggu sampai pukul tapi benar saja, pemandangan tertutup kabut. Pengunjung sudah ramai padahal dan ada yang mau shooting untuk pembuatan video juga. Tapi sayang, alam berbicara lain. Sunrise yang terutup kabut di Punthuk Setumbu Sambil menunggu kabut, saya pun ngantuk sekali rasanya. Tanpa sadar, saya pun tertidur sampai 1 jam lamanya di Punthuk Setumbu. Suami saya membiarkan saya tidur terlebih dahulu sampai saya terbangun sendiri dan melihat di sekitar sudah tidak ada pengunjung lain yang ada di atas. Hehehe. Akhirnya selepas saya bangun dari tidur, kami pun melanjutkan perjalanan untuk ke Candi Borobudur dan mencari sarapan dulu tentunya. Borobudur Sekitar jam saya bersama suami pun mencari-cari tempat makan di sekitar Borobudur. Sebetulnya agak aneh dengan Magelang, di tengah-tengah tempat wisata seperti ini, mengapa pukul belum banyak penjual makanan? Resto dan juga warung makan masih belum buka dan kami pun bingung akan sarapan dimana? Hampir 1 jam berlalu, kami pun tidak menemukan tempat makan yang layak dan benar-benar khas lokal daerah sini. Akhirnya kami pun masuk ke Borobudur dan makan di tempat-tempat jualannya. Tapi sayang sekali, harganya tidak sesuai dengan rasanya. Arca di Candi Borobudur Selesai sarapan, kami pun langsung masuk ke area Candi Borobudur. Sayangnya, kami disini tidak menggunakan jasa travel guide. Jadi, kami pun hanya mengingat kembali sejarah dan informasi detail tentang candi, hanya membaca di papan-papan informasi. Sambil sesekali kalau ada anak-anak sekolahan yang sedang mendapat penjelasan gurunya, kami pun ikut-ikut mendengar. Hehehe. Dulu, Borobudur masuk dalam 7 keajaiban dunia ya? Tapi sayangnya sekarang tidak lagi. Saya pun melihat, kawasan wisata candi Borobudur ini nampaknya kurang dimonetasi. Tidak banyak informasi tentang candi, event-event disini juga jarang-jarang diadakan, dan dari segi kerapihan masih jauh dari Candi Prambanan nanti saya ceritakan ya. Semoga kedepannya, ada perbaikan ya. Supaya semakin banyak wisatawan yang mampir ke Borobudur. Makan Siang di Warung dan Kopi Khas Wirosani Seperti saya ceritakan sebelumnya, kami tidak merencanakan secara detail perjalanan di Yogya. Benar-benar berpikir dan mencari ide on the spot. Akhirnya, sekitar pukul kami duduk di sekitar pintu Borobudur. Suami saya akhirnya terpikir untuk mencari tempat makan enak dan suasana alam-nya masih segar, misalnya makan dengan pemandangan sawah. Eh, ketemu dong! Akhirnya kami dari Magelang, menuju daerah Wirosani, Sleman dan Makan Siang di Warung dan Kopi Khas Wirosani. Warung Kopi Wirosani, Gondong, Donoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogya Disini udaranya sejuk sekali dan nuansa alamnya dapet banget. Gak nyangka ada resto dan café seperti ini, di tengah-tengah desa hehehe. Perjalanan dari Magelang ke Wirosani ini sekitar 45 menit dengan menggunakan motor. Lumayan jauh sih ya, 45 menit di sini nggak sama dengan di Jakarta pastinya. Tapi saya dan suami nggak nyesel, karena bisa menikmati beragam menu yang harganya sangat murah plus nuansa alam yang sejuk. Ditambah hujan rintik-rintik, makin bikin kita gak mau pergi dari sini. Suasana Outdoor di Warung Kopi Wirosani sayang hujan, jadi nggak bisa duduk disitu Oya kopi disini juga enak sih kalau kata suami saya yang pecinta kopi. Soal harga, ya jauh dari kopi-kopi yang ada di kedai atau café tengah kota. Tapi kualitasnya yang masih OK lah. Hehehe. Walaupun jauh, kalau kalian pergi-pergi ke daerah Yogya atau Sleman, bisa lah mampir dulu kesini. Kami pun menghabiskan waktu dari pukul di Warung Wirosani, selanjutnya kita akan langsung mengunjungi Musium Ullen Sentalu. Museum Ullen Sentalu Setelah kenyang menikmati menu yang ada di Warung Kopi Wirosani, saya pun bersama suami langsung melaju ke Museum Ullen Sentalu yang ada di Kaliurang, Sleman, di bawah kaki gunung merapi. Perjalanan dari Warung Kopi Wirosani menuju Museum Ullen Sentalu sekitar 20 menit dengan jarak 12,9 Km. Tenang aja, walaupun jauh jaraknya perjalanan cepet kok karena gak macet, hehehe. Ditambah suasana yang sejuk-sejuk damai dan tentram sekali. Suasana di depan pintu masuk Museum Ullen Sentalu Jl. Kaliurang, Kaliurang Barat, Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Awalnya, saya juga agak sanksi. Emang ada ya, museum di bawah kaki gunung, masuk-masuk ke daerah seperti hutan ini? Ternyata beneran ada hehehe. Suami saya bilang museum ini sempat dapat penghargaan gitu. Sesampainya disana, ternyata terlihat tidak seperti museum. Kelihatannya sangat moderen dan lebih cocok dibilang Art Gallery kalau dari luar. Padahal di dalamnya ada banyak benda-benda bersejarah, lho! Suasana saat keluar dari Museum Ullen Sentalu Untuk berkeliling museum, nantinya kita akan diajak bersama dengan pengunjung lainnya bersama-sama dengan guide. Waktu disana, saya barengan dengan dedek-dedek mahasiswa Yogya yang lagi liburan sama teman-temannya. Hehehe. Tapi asyik sih, mereka senang bercanda soalnya, hehehe. Tiket Masuk Museum Ullen Sentalu Rupiah Setiap masuk kesini, kita akan bayar Rupiah saja. Nanti saat jalan-jalan keliling museum, kita akan dipandu oleh guide dari Ullen Sentalu. Waktu kesana, saya dipandu oleh seorang Mbak yang sepertinya hafal sekali sejarah-sejarah Indonesia, khususnya di Yogya. Dia juga sepertinya sudah hapal betul kisah dan cerita di balik setiap foto, lukisan, atau benda-benda yang ada. Sayangnya, saat berkeliling kita tidak boleh mengambil foto atau video. Jadi Cuma menikmati dan mengikuti mbak-nya aja. Kalau mau foto-foto ada spot khususnya. Yang bikin gak nyangka juga, disini ada ruang bawah tanahnya lho. Makan Es Krim Gelato Setelah dari Museum Ullen Sentalu, kita lanjut akan kembali ke kota. Akhirnya kami pun melakukan perjalanan dari Kaliurang menuju Tempo Gelato dengan jarak hampir 27Km. Jauh banget ya mainnya? Hehehe. Jadi, ada waktu sekitar 1 jam untuk perjalanan kesana. Dari Museum Ullen Sentalu, kami berangkat pukul dan sampai di Tempo Gelato sekitar pukul lebih. Es Krim Tempo Gelato Yogya Jl. Prawirotaman Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Penasaran sih sama es krim satu ini. Jadi, walaupun hujan ya tetep aja dingin-dinginan makan es krim. Hehehe. Setelah coba, ternyata kalau saya lebih suka es krim susu biasa lho dibanding gelato. Entah kenapa ya? Terus saya dan suami ambil porsi yang harganya 40ribu dengan bonus wafle kering. Kenyang banget, sampai-sampai saya juga gak habis. Hehehe. Gak lama-lama disini, kami pun langsung ke hotel untuk mandi dan istirahat sebentar. Jalan Malam Santai di Malioboro dan Makan Malam di Angkringan Setelah istirahat sebentar hingga waktu isya, kami pun melanjutkan jalan-jalan sebentar di Malioboro. Suami saya juga ingin banget lihat musik jalanan yang ada di pinggiran trotoar Malioboro. Akhirnya kami pun mampir sebentar dan menikmati musik serta hebohnya orang-orang yang ikut bergoyang. Walaupun bukan hari libur, ternyata Malioboro tetap ramai dan macet ya. Hiburan rakyat di Jalan Malioboro Yogya Karena belum makan malam, kami pun makan malam di angkringan. Angkringan yang kami pilih adalah Cak Lek Man yang sangat legendaris di Yogya. Katanya, angkringan ini sudah ada sejak 1950 dan turun temurun dikelola keluarga. Harganya memang sangat murah dan rasanya juga enak. Saya pun gak segan-segan mengambil beberapa tusuk sate dengan berbagai jenis dan 2 nasi kucing. Hehehe. Angkringan Lek Man ini ada di sekitar Stasiun Tugu Yogya. Walaupun berada di jalanan yang tidak terlalu besar, jalanan ini pinggir-pinggirnya adalah angkringan lho. Disini selalu ramai pengunjung dengan menikmati makannya lesehan di sebrang tenda angkringan. Kapan lagi coba makan seperti ini, kalau nggak ke Yogya? Makan enak, kenyang, tapi hemat. Setelah kenyang, kami pun segera kembali ke hotel. Rasanya lelah sekali setelah perjalanan berpuluh kilo menggunakan motor. Itulah itinerary perjalanan saya bersama suami di Yogya selama 2 hari. Selanjutnya akan saya tulis juga untuk itinerary hari 3 dan ke-4. Semoga bermanfaat.Selamatdatang di Eka Lombok Tour. Temukan paket wisata dan tour Lombok murah untuk mengisi liburan di Lombok paling berkualitas untuk anda, keluarga dan kolega. Tersedia juga paket bulan madu /honeymoon, promo paket tour Lombok dengan harga terjangkau. Paket liburan akhir tahun yang tak terlupakan mengunjungi Gili Trawangan Lombok.
I spent literally years creating the perfect Malaysia itinerary. A pair of aborted visits in 2010 and 2016 preceded my first serious trip to the country in 2017 so that by the time I finally gave Malaysia the attention it deserved, I was practically an expert on the country. Subsequent trips in the early 2020s have further deepened my understanding. Indeed, I’ve been back so many times since my “big” trip, which saw me spend about 2 weeks in Malaysia—I’m so excited to share what I’ve learned. Without getting too far ahead of myself, I’d say Malaysia is simultaneously the most underrated country in Southeast Asia and the one I’m glad I waited until my 30s to truly visit. What I’m about to share with you will not only be a celebration of beautiful places in Malaysia, nor a compendium of practical travel advice, but an engaging near-decade of travel stories that will help you quickly understand Malaysia—and take your own trip that I hope is even better than all of mine. Contents Malaysia Visas Kuala Lumpur Penang Cameron Highlands Sabah Sarawak A Bit of Everything The Big 3 Best of Borneo Practical Matters When to Visit Malaysia Like much of the rest of Southeast Asia, Malaysia has a wet season and a dry season. Unfortunately, since Malaysia is more geographically spread out than, say, Thailand, demarcating each of these seasons they’re different on the peninsula, for example, than they are on Borneo isn’t an easy matter. For example, while June is the best month to explore the jungles of Sarawak, it’s the wettest month in Kuala Lumpur. No matter when you end up executing this itinerary, Malaysia will probably “gift” you with some rain, even if it’s technically a good time to visit. Where to Stay in Malaysia Whether you stay 1 week in Malaysia or an entire month, Malaysia is one of the cheapest places in the world to stay in nice hotels, be they five-star properties such as the Majestic in Kuala Lumpur, or boutique properties such as Noordin Mews in Penang and the Ranee Boutique Suites in Kuching. On the other hand, if you happen to be traveling on a budget, hostels and budget hotels throughout Malaysia are dirt cheap, even compared to many neighboring countries. As far as I’m concerned, some of the best hotels in Malaysia are also the most affordable, which is good if your answer for how long to stay in Malaysia is “a long time.” How to Get Around Malaysia Malaysia has probably the second-best infrastructure in Southeast Asia, after Singapore, which means that getting around is easy. For long distances, flights on Malaysia Airlines or AirAsia are fast and relatively economical, although buses are sometimes the only option, such as to the Cameron Highlands, which doesn’t have its own airport. Within cities and I do mean almost every large Malaysian city, as of March 2017, Uber is the way to go. You can even use Uber as transport for day trips, such as to Penang National Park outside of George Town. Money, Costs and Communication Malaysia uses the Malaysian ringgit MYR, whose value has been low the past several years against major currencies, including the USD, EUR and GBP. As a result, travel in Malaysia is cheap—budget travelers should easily be able to stay under 50 USD per person, per day, while a relatively luxurious standard is accessible at around 100 USD per person, per day, for food, lodging and transport. Wi-Fi is prevalent in Malaysia but, I’m sad to report, is among the slowest I’ve experienced mobile internet is much faster and is very cheap, not to mention easy to get. In fact, you can buy a Malaysia SIM card kit at any 7-11 in the country! Malaysia Visas The great news? Travelers with most nationalities qualify for visa-exempt entry to Malaysia, with countries like the US and UK enjoying a generous allowance of 90 days upon arrival. The good news? If you don’t, it’s easy to apply for and receive a single entry visa for Malaysia at your nearest Malaysian embassy or consulate. Places to See in Malaysia Kuala Lumpur Prior to 2017, Kuala Lumpur was the only place I’d seen in Malaysia, and I hadn’t even really seen it if I’m being honest. In fact, it was the amazing time I had in KL as it’s known in early 2017 that motivated me to plan my Malaysia 2 week itinerary, instead of continuing to Chinas Yunnan province as I’d originally intended. My favorite thing about Kuala Lumpur is how eclectic it is, whether you explore ethnic neighborhoods like Petaling Street Chinatown or Little India, make exotic day trips to stunning Batu Caves, colonial Malacca or regal Putrajaya, revel at the base of the Petronas Twin Towers or look onto them from the greenery of the KL Bird Park or majestic Merdeka Square. Penang When most tourists say “Penang” what they actually mean is George Town, the historical and beautiful capital city of Penang, a massive island and a good-sized chunk of the mainland! that is Malaysia’s only Chinese-majority state. George Town embodies the same sort of eclecticism as KL, and while there are a few skyscrapers, its claim to fame is less about tall buildings and more about old ones. But George Town’s UNESCO World Heritage Site, which includes dozens of religious monuments, the Clan Jetties and the Cheong Fatt Tze “Blue Mansion,” is only the beginning of this cauldron of charm in the middle of your Malaysia 1 week itinerary. George Town is famous for street food oyster omelettes, for example, and spicy laksa soup and street art, although I wasn’t too enamored by the latter. While Penang’s beaches aren’t great, jungle trekking in nearby Penang National Park is enjoyable. Meanwhile, enjoy a stunning panorama of George Town from Penang Hill. Cameron Highlands Malaysia’s tea-producing region, the Cameron Highlands, sits roughly halfway between Kuala Lumpur and Penang as you make your way north up the Malaysian peninsula. The tea plantations here are beautiful and idyllic, and proved to be among the most scenic photo spots in all of my two weeks in Malaysia. On the other hand, the two principal cities of this region are rather busy and grey, which makes spending more than a couple of days here a frustrating experience, if you’re looking for relaxation that is. To be sure, while there are some non-tea activities here—namely visiting strawberry farms and rose gardens—tea is the beginning and end of why you’re likely to come to the Cameron Highlands. Sabah The furthest east portion of Malaysian Borneo, Sabah consists of the city of Kota Kinabalu, Mount Kinabalu and a number of jungle and beach destinations of dazzling beauty. In spite of this seeming tourism treasure trove, on paper, Sabah was by far my least favorite part of my Malaysia itinerary, for reasons I will explain in future posts I’ll link them here when complete. To be sure, while the group of islands near the town of Semporna are absolutely stunning, the mechanics of traveling there are chaotic, a fact compounded by the incompetence of the governmental authority that controls permitting for the region. Likewise, while Kota Kinabalu has some charms, it’s grey and industrial in a way that almost cancels out the natural majesty around it. Sarawak On the other hand, Sarawak was probably my single favorite destination in Malaysia. This began and ended with the awesomeness of Kuching, a charming, clean and green city nestled along the banks of the Sarawak River, but also had a great deal to do with the other attractions of the state, not to mention the proximity to Kuching. For example, while the day trips I took in Sabah required expensive taxi rides and even flights, I was able to take Uber to visit Semenggoh Nature Reserve, home to a population of wild orangutans that are being rehabilitated, and to Bako National Park, where you can take half- and full-day hikes that feel way farther from the city than they are. For these reasons, Sarawak is not only a great place to visit, but the perfect destination to end your two weeks in Malaysia itinerary. Other Malaysia Destinations Or, look back at your planned Malaysia itinerary and add some other places in. For example, the city of Kuala Terengganu on peninsular Malaysia’s east coast, which is usually the gateway to the Perhentian Islands but is also home to the unique Crystal Mosque. Other places to visit if you want to discover more of Malaysia include Langkawi island which is near Penang, and even closer to Thailand, the very rural parts of Sarawak including Bario where my dear friend Lilian is from and even an excursion to the controversial sultanate of Brunei. Magnificent Malaysia Itinerary Examples A Bit of Everything If the majority of this post has appealed to you, then you might want to follow closely in the footsteps of my “big” Malaysia trip 2-3 days in Kuala Lumpur 1-2 days in the Cameron Highlands 2-3 days in Penang 1 night in Kuala Terennganu 2-3 days in Sabah 2-3 days in Sarawak Note that while it took me about two weeks to string together these Malaysia destinations, I moved at a much faster pace than the average traveler. The Big 3 Don’t have time for a 2 week Malaysia itinerary? Don’t worry! With a week in Malaysia, you can see the following highlights 2-3 days in Kuala Lumpur 1-2 days in the Cameron Highlands 2-3 days in Penang The best part? If you have a shorter time, you can always subtract one of these, while a longer trip allows you to extent your stay in KL or Penang. Best of Borneo Borneo is my favorite part of Malaysia, in spite of how unfavorably my Malaysian friends described it. Focus on Borneo by structuring your trip as follows 1-2 days in Kota Kinabalu 2-3 days in Semporna 2-3 days in Kuching 2-3 days in Miri/Bario As I alluded to earlier in this Malaysia itinerary, you could also use this trip as an opportunity to visit Brunei, if you’re curious and not afraid for your life. Slow Malaysia Travel If you’re less concerned about specific places to see in Malaysia and more concerned about the quality of your trip, consider taking a trip in the vein of the following 3-5 days in the Cameron Higlands 3-5 days in Penang or Langkawi 3-5 days in Miri/Bario and/or Semporna 3-5 days in Kuala Lumpur Time not an issue? Feel free to double or even triple my suggested durations! How Long Should You Spend in Malaysia? As you’ll understand very well by now, there’s far more Malaysia sightseeing than first meets the eye. Even if you simply travel between cities, tea fields and rainforests, the two-week figure I floated earlier is a bare-minimum number, as far as I’m concerned. To put it another way, two weeks in Malaysia is advisable primarily if you take advantage of my Travel Coaching service, wherein I plan a custom itinerary for you. Well, at least if you plan to take a comprehensive trip. As for as how long to stay in Malaysia, you can see Malaysia in a week, for example, if you visit plan to visit KL, Penang and the Cameron Highlands. Conversely, if you plan to dig even more deeply into secondary and tertiary destinations than I did for instance the Perhentian Islands off Kuala Teregganu, or tiny Bario in Sarawak, a month in Malaysia or even longer might be a better choice than one week in Malaysia. Other Malaysia Travel FAQ Is Malaysia worth visiting? Malaysia is absolutely worth visiting! Whether for the alluring mix of cultures in Kuala Lumpur, the relaxing greenery of Cameron Highlands, the Chinese cuisine of Penang or the wildness of Sabah and Sarawak in Borneo, Malaysia is truly Asia, just as the country’s official marketing slogan suggests. How much should I budget for a trip to Malaysia? I generally recommend travelers budget between 25-100 USD per person, per day in Malaysia, not including flights to and from the country. If you spend two weeks in Malaysia, for example, this would amount to a cost of between 350-1,400 per person, depending on whether you’re a backpacker or a bougey boutique hotel traveler. Is Malaysia cheaper than Thailand? Although certain things in Malaysia are cheaper than in Thailand namely accommodation and street food, I find the cost of traveling in both countries ends up being about the same when all is said and done. Read my articles “Is Thailand Cheap?” and “Is Malaysia Expensive?” for more insight. The Bottom Line This Malaysia itinerary was literally years—no, almost a decade—in the making. And while it’s based largely off my own personal experiences, I do believe the destinations and experiences contained within it make a solid bedrock for any Malaysia trip. Start in KL and spend a week on the peninsula, or double your length of time in Malaysia and venture over to Borneo island. No matter where you go in Malaysia or how long you spend there, I have a feeling you’re going to be as impressed and enchanted as I am every time—Malaysia is truly Asia!
Yeayyy😀 . Berikut, adalah gambaran itinerary kami 4 hari 3 malam di Singapura pada tanggal 14 - 17 April 2018. Itinerary di atas, di hari ke tiga, kami mengorbankan jadwal jalan-jalan untuk hadir di acara Avenger Infinity War Red Carpet. Dan bertemu Hulk, Nebula, Dokter Strage, dan Tony Stark!!!
Decem. Yuniari Nukti. Piknik. Itinerary Palembang 4 hari 3 malam, wisata palembang. 3 Comments. Traveling ke Palembang, ini itinerary wisata saya selama 4 Hari 3 Malam - Sudah lama saya ingin menginjakkan kaki ke pulau Sumatera. Mungkin ke Aceh, Medan, atau Padang. Tapi AllahLiburan telah tiba! Ke mana ya enaknya? Dulu saya pernah baca di blog orang lain tentang Penang. Kelihatannya sangat menarik. Akhirnya saya memutuskan untuk liburan ke Penang, Malaysia totalnya selama 4 hari 3 malam, berikut itinerary-nya! Nah, saya juga cukup beruntung karena menemukan promosi dari maskapai Airasia. Paket yang terdiri dari tiket pesawat promo Jakarta – Penang PP ditambah dengan hotel selama 3 malam, harganya cuma Rp 1,4juta saja! Murah sih ini, teman kampus saya juga pengen ikutan saking murahnya. Jadi, saya yang biasanya backpackeran solo kali ini berlibur bersama tiga orang teman lain. Sebenarnya bisa sih menghemat biaya liburan, tapi karena teman-teman saya tidak mau menginap di hostel, ya jadinya pilih nginep di hotel deh. Mengenal tentang Penang Sebelum masuk ke bagian itinerary, ada baiknya kalau kita mengenal Penang terlebih dahulu. Penang itu di mana sih? Penang adalah sebuah bagian federasi dari Malaysia yang terletak di sebelah Barat Laut semenanjug Malaysia. Penang dibagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian daratan yang bernama Seberang Perai dan bagian pulau. Nah, ibu kota Penang bernama Georgetown, yang terletak di bagian pulau. Tempat wisata yang terkenal di Penang kebanyakan di Georgetown-nya atau di bagian pulau. Bahkan, kalau kamu naik pesawat langung ke Penang bakal mendarat di bandara Georgetown. Penang itu seperti titik kumpulnya berbagai kebudayaan karena dulunya merupakan pusat perdagangan yang penting. Kamu bisa merasakan kebudayaan India, Chinese, Malaysia, Peranakan, Thailand, bahkan Eropa. Berasa seperti di Eropa bukan? Di Penang enaknya ngapain aja ya? Kamu bisa coba ikutin itinerary saya liburan ke Penang selama 4 hari 3 malam. Day 1 Tiba di Penang Highlight Little India Han Jiang Ancestral Temple Sri Mahamariamman Temple Hari yang ditunggu telah tiba. Saatnya berangkat ke Penang. Karena jadwal penerbangan kami berangkatnya jam pagi, kami pun memutuskan untuk bermalam di Bandara Soekarno Hatta. Penerbangan dari Jakarta ke Penang memakan waktu sekitar 2 jam. Sampai di Bandara Georgetown kok banyak orang yang pakai kursi roda ya. Saya baru ingat kalau Penang adalah tujuan populer untuk berobat juga termasuk kanker. Dari bandara kami naik bus nomor 401E tujuan Komtar 20 menit karena hotel kami berlokasi di area tersebut. Setelah sampai, terlihat sebuah bangunan tinggi dengan nama Continental. Itu pasti hotelnya. Jalanan di Georgetown Saya dan teman-teman menggeret koper sampai ke bangunan tersebut, ternyata salah hotel. Nama hotel tersebut Hotel Grand Continental sedangkan hotel kami bernama Hotel Continental. Jalan lagi deh, panas lagi. Akhirnya setelah tanya sana sini sampai juga di hotel yang benar. Setelah mengurus check-in kami beristirahat sejenak. Baru deh mulai keliling Georgetown. Kami mengunjungi daerah Little India dan beberapa kuil di sekitaran yaitu Han Jiang Ancestral Temple dan Sri Mahamariamman Temple. Cukup gampang untuk ke mana-mana soalnya areanya tidak terlalu luas, jalan kaki juga bisa. Untuk makan malam kami nyobain makanan India dan Chinese, ada Ghee Tosai, Roti Canai, Wan Tan Mee, dan Lo Mie. Day 2 Keliling area kota tua di Georgetown Highlight Cheong Fatt Tze Mansion Penang State of Museum Church of Assumption St. George Church City Hall Fort Cornwallis Rencana kami di hari kedua adalah mengunjungi tempat wisata bersejarah di area kota tua Georgetown. Enaknya di Georgetown bus gratis yang disebut dengan Central Area Transit CAT bus untuk keliling kota. Tujuan pertama kami adalah Cheong Fatt Tze Mansion. Letaknya pas di belakang hotel kami. Mansion ini dulunya adalah rumah dari seorang tokoh berpengaruh di masa abad-19. Cheong Fatt Tze Mansion Ciri khas dari mansion ini adalah warna bangunan yang didominasi dengan warna biru. Cheong Fatt Tze Mansion memiliki gaya arsitektur dan desain interior kebudayaan Cina. Furniturnya juga sebagian besar dikirim langsung dari Cina. Sekarang Cheong Fatt Tze Mansion dijadikan sebagai butik hotel namun tetap bisa dikunjungi pada jam-jam tertentu. Kamu bisa ikutan tur di jam 11 dan 2 siang dengan harga RM 25/orang beli tiket. Selanjutnya kami berjalan ke area kota tua dengan gedung-gedung kolonial. Yang pertama kami temukan adalah Penang State of Museum yang dibuka setiap hari kecuali hari Jumat dan libur nasional. Harga tiket masuknya murah cuma RM 1 saja. Di museum ini kamu bisa mempelajari sejarah Penang mulai dari zaman ketika Bangsa Kolonial Inggris memerintah, sampai penjajahan Jepang pada Perang Dunia II. Court Building Next, ada Court Building atau tempat pengadilan yang sudah ada dari tahun 1808. Kemudian Church of Assumption – St. George Church – City Hall. Kami cuma foto-foto di luar saja. Tujuan terakhir di area kota tua adalah Fort Cornwallis yang merupakan benteng pertahanan yang bertujuan untuk melawan bajak laut, tentara dari Kedah, dan juga Prancis di masa perang Napoleonic. St. George Church Dulu ketika kami ke sana harga tiket masuknya masih murah cuma RM 2, sekarang saya cek lagi harga tiket sudah naik menjadi RM 20 tahun 2020. Sore hari kami cuma jalan-jalan ke Queens Bay Mall sambil menuju view point untuk melihat teluk dan Jembatan Butterworth dari kejauhan. Day 3 Pantai Batu Feringghi – Kuil Kek Lok Si Untuk destinasi yang agak jauh, biasanya bus berangkat dari Terminal Komtar. Awalnya kami berencana ke Botanical Garden terlebih dahulu tapi setelah hampir menungu sejam busnya tidak datang-datang. Jadinya kami memutuskan untuk pergi ke Pantai Batu Feringghi dengan menggunakan bus nomor 101. Lama perjalanan kurang lebih 30 menit saja. Cukup kecewa ketika sampai, cuacanya agak mendung. Pantainya tidak terlalu ramai karena kami datangnya kepagian. Kata penjaga pantai biasanya ramai pas malam. Di sini juga bisa main jetski dan banana boat. Pantai Batu Feringghi Tidak terlalu lama di pantai, kami naik bus ke Stesen Tanjung Bungah untuk ngambil bus ke Kuil Kek Lok Si. Ternyata salah! Google Maps nyebutin bisa ke Kek Lok Si dengan bus nomor 501 dari Stasiun Tanjung Bungah. Setelah sampai di sana ternyata bus nya salah, harus naik bus nomor 502 dan bukan dari Tanjung Bungah. Kami harus naik bus menuju Balik Pulau dan busnya berasa kayak naik roller coaster. Bus melaju kencang di jalanan yang berkelok-kelok. Hanya 15 menit tapi berasa seperti sejam, kalau lebih lama saya bisa muntah kali. Sampai di Stasiun Balik Pulau, kami naik bus no 502 ke Kuil Kek Lok Si yang terletak di area Air Itam. Tidak sia-sia kami mengalami perjalanan yang sulit, Kuil Kek Lok Si benar-benar wow! Kuil Kek Lok Si Dari pintu masuk harus naik tangga yang melewati toko-toko suvenir untuk menuju ke kuil utama. Harus dilanjutkan lagi dengan semacam lift seharga RM 2 satu arah untuk menuju bagian atas kuil. Kompleks kuil Buddhist ini memiliki beberapa ruang berdoa, biara, dan juga taman. Di area paling tinggi ada Patung Dewi Kwan Im raksasa. Puas mengelilingi Kuil Kek Lok Si, kami kembali ke Komtar dengan menggunakan bus nomor 101. Day 4 Pinang Peranakan Mansion Di hari terakhir kami masih punya cukup banyak waktu karena pesawat pulang ke Jakarta berangkatnya malam hari. Jadinya kamu masih sempat berkunjung ke Pinang Peranakan Mansion. Istilah “Peranakan” diberikan kepada keturunan yang memiliki darah campuran Cina dan Melayu. Sebutan lainnya adalah Baba – Nyonya. Saat ini Pinang Peranakan Mansion merupakan sebuah museum dengan koleksi peninggalan lebih dari 1,000 benda seperti perhiasan, perabotan kayu, dan juga barang pecah belah yang diimpor dari Eropa. Harga tiket masuk Pinang Peranakan Mansion adalah RM 20. Untuk kesini kamu bisa bus gratis. Jujur saya terpesona dengan barang-barang antik dan mewah yang dipajang di museum ini. Koleksi perhiasanFurnitur di Pinang Peranakan Mansion Tips liburan ke Penang Beberapa tips yang mungkin membantu kamu jika ingin berlibur ke Penang. Saya sarankan menginap di area Komtar agar lebih gampang ke mana-mana. Cara menuju area Komtar dari bandara adalah dengan menggunakan bus no 401, 401A and 401E 1 jam. Di airport ada peta dan panduan tentang tempat wisata populer di Penang. Ambil saja karena ada informasi rute bus juga jadi sangat membantu. Kamu bisa beli kartu SIM dengan kuota 15 GB dengan masa berlaku selama 7 hari yang bisa diambil di bandara. Harganya cuma RM 25 saja. Klik di sini untuk membeli kartu SIM. Di sekitar Kota Tua Georgetown kamu bisa naik bus gratis yang bernama CAT bus. Bus ini beroperasi dari jam 6 pagi – malam dengan frekuensi setiap 20 – 30 menit. Harga tiket rapid bus untuk tujuan seperti Batu Feringghi atau Kuil Kek Lok Si berkisar antara RM – RM Untuk menuju Kuil Kek Lok Si sebaiknya menggunakan bus nomor 203 atau 204 dari Komtar, kecuali kalau mau naik roller coaster seperti saya, hehe. Ada juga tempat wisata lain bernama Penang Hill. Saya dan teman-teman tidak ke sana. Di sini kamu bisa melihat pemandangan kota dari atas bukit. Kunjungi juga Penang Art Street untuk berfoto bersama mural-mural lucu. Penang terkenal dengan makanannya yang enak-enak. Kamu bisa nyari makan di sekitar Jalan Lebuh Chulia. Banyak makanan India dan Chinese food. Kalau sekalian mau main ke Kuala Lumpur juga kamu bisa baca itinerary liburan ke Kuala Lumpur selama 3 hari 2 malam dan juga rekomendasi tempat wisata di Kuala Lumpur yang bisa kamu kunjungi. Punya contoh itinerary liburan ke Penang yang berbeda? Boleh tinggalkan di kolom komentar ya. [mc4wp_form id=”580″] Nonanomad bekerjasama dengan partner lain melalui program afiliasi. Yang berarti jika kamu booking melalui link di artikel ini, Nonanomad akan mendapat komisi tanpa kamu harus membayar lebih. Nah, dengan cara ini kami dapat terus menulis artikel tentang traveling. Jika artikel ini bermanfaat tolong di share ya di sosmed kamu. Menggunakan foto atau gambar dari situs ini diperbolehkan, asalkan sertakan juga ya link back ke situs Nonanomad. Terima kasih. Post Views 1,957 Jakarta- Kita semua tahu bahwa Pulau Komodo adalah salah satu destinasi dengan pemandangan paling indah di Indonesia. Buat traveler yang mau liburan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, berikut itinerary wisatanya. AntaVaya selaku tour travel terpercaya di Indonesia sudah menyiapkan contoh itinerary liburan ke Pulau Komodo selama 4 hari 3 malam yang bisa jadi panduanmu.
Malaysia is a nation of diversity, wildlife, food and unique culture. If you are looking for places to visit in Malaysia, there are lots of options to suit various needs and in this guide, you’ll find a 3 week itinerary for Malaysia. If you want to travel Malaysia for three weeks or less, I suggest you stick to three or four places to truly grasp an experience in each area and I’ll explain where to go in Malaysia below. This is an ideal 3 week itinerary for Malaysia for first timers. If you want to see the capital city, the food epicentre and incredible wildlife, read on for my Malaysia guide. Visa for MalaysiaWhen to Visit Malaysia for 3 WeeksHow to Get to MalaysiaSIM Card in MalaysiaGetting Around Malaysia3 Week Itinerary for MalaysiaMalaysian Cities to VisitWeek 1 of Malaysia 3 Week ItineraryWhere to Stay in KLWeek 2 of Malaysia ItineraryWhere to Stay in PenangMy Penang Blog PostsWeek 3 of Malaysia ItineraryMy Sandakan Blog PostOther Cities to Visit in MalaysiaI Love 3 Weeks in Malaysia If you hold a valid UK passport, you can enter Malaysia and receive a visa on arrival at the airport which is valid for three months. This includes flying between Malaysia mainland and Malaysian Borneo. When to Visit Malaysia for 3 Weeks I went to Malaysia for 3 weeks during August and this was the perfect time to visit for good weather in Malaysia, spotting Malaysian wildlife at the right time and quieter crowds overall. How to Get to Malaysia I flew from Thailand straight to Kuala Lumpur in Malaysia with Air Asia and flights were cheap, efficient and ideal. Kuala Lumpur is a busy international airport with flights arriving and departing all over the world. I recommend finding the best flights through Sky Scanner. Alternatively, if you arrive in Singapore or Thailand, you can use the land border crossings into Malaysia. Be sure to visit the Foreign Office official website before doing so. Sunrise over Kinabatangan River in Malaysia. SIM Card in Malaysia The very first thing you should do in Malaysia is buy a SIM card. I never bought a SIM card when I was in Thailand and looking back, it would’ve made things so much easier. When I got to Kuala Lumpur, buying a SIM card was my gateway to getting the most out of the city in just 2 days because I was able to use apps such as Grab and use GPS to find specific restaurants I wanted to visit. The best way to get a SIM card for Kuala Lumpur is to buy this 4G Sim for Malaysia which you can pick up from KL International Airport on arrival. This connects you to KL as soon as you land and you can download Grab Asia’s Uber which saves you from being scammed from taxi drivers at the airport! Also, this sim will work all over Malaysia and has various airport pick-ups around the country including Langkawi International Airport, Penang International Airport, Johor Senai Airport, and also Kota Kinabalu International Airport. Getting Around Malaysia Travelling within Malaysia is simple if you don’t mind using public transport. The best way to travel between places in Malaysia is to use a bus comparison website called 12Go Asia. I use this website every time because it’s reliable, fast and cheap. Read the step-by-step guide of getting from Penang to Kuala Lumpur here. 3 Week Itinerary for Malaysia This Malaysia Travel Itinerary is designed for three specific reasons Visiting the Capital City of Malaysia Tasting the famous food of diverse Malaysian cuisine Spotting unique wildlife native only to Malaysian Borneo Malaysian Cities to Visit The Capital City of Malaysia is Kuala Lumpur and the perfect city to start your Malaysian backpack trip. Next is the food capital of South East Asia and the blended cultural city of Penang. Lastly is the city of Sandakan located in Sabah on Malaysian Borneo to spot wildlife exclusive only to Malaysia. Week 1 of Malaysia 3 Week Itinerary Starting off your trip in Kuala Lumpur KL, you’ll see the sights that the great city has to offer. Beyond sightseeing, KL has a sense of chill that you rarely find in busy metropolitans. So much so that you can relax within the city’s gardens or stroll around the quieter neighbourhoods. Read Next How to Spend 2 Days in Kuala Lumpur Where to Stay in KL I recommend staying in the Bukit Bintang area of KL because you are within walking distance of famous landmarks such as Petronas Towers, close to tasty Chinatown and near many public transport spots. I stayed at the Friends Perk Hostel in Kuala Lumpur and it was the perfect hostel for any type of traveller offering both private and dorm rooms as well as free breakfast and discounted lunch/dinner in the downstairs cafe! Click here to view and book Friends Perk Hostel. If you want to know more, read my full review about Friends Perk Hostel here. Week 2 of Malaysia Itinerary Moving on from capital chaos, the second week will bring you to Penang Island located north of the mainland. You can get to Penang via ferry but there is a connecting road that you can use by bus/car. Read Next How to get from KL to Penang. Penang is the one place I would recommend visiting in Malaysia if you only had a few days because of its diversity, things to do and delicious food. Penang is a multi-cultured city of Malay, Indian and Chinese and this is reflected through the mass of street food on offer. Spend your week in Penang exploring Georgetown which is a UNESCO World Heritage Site, finding famous street art and most importantly eating the street food! Street Art in Penang Where to Stay in Penang I suggest staying in Georgetown because it has a lot to offer in terms of things to do in Penang and is usually the best place to stay in Penang. Use this search box to find accommodation My Penang Blog Posts Food You Must Try in Penang What To Do in Penang A Day Trip to Penang Hill Week 3 of Malaysia Itinerary After Penang, I travelled straight back to KL via bus to take a flight to one of the best places to go in Malaysia. Borneo! The last week of your three week Malaysian trip will take you three hours away by flight to the Island of Borneo. Borneo is a large island that is actually three countries; Malaysia, Brunei and Indonesia. Staying in Malaysian Borneo, your visa-on-arrival is still valid but they will stamp your passport for your entry date to Borneo. Proboscis Monkeys in Borneo Malaysian Borneo was one of the most epic experiences I’ve had in my life. I spent a day in Sandakan before beginning a 3-day trip with Borneo Eco Tours in Sukau Rainforest inland from Sandakan. I stayed in a Nat Geo’s Unique Lodge of the World, went on river safaris, seen Orangutans in the wild, ate from a boat that Sir David Attenborough used for a BBC documentary, learned about conservation, walked through the jungle and spotted wildlife such as crocodile, monkeys and birds. Read a full guide to the best wildlife safari in Borneo. My Sandakan Blog Post 4 Educational Things to do in Sandakan Other Cities to Visit in Malaysia I’ve read many Malaysia travel blogs and heard from other backpackers about great places to go in Malaysia and these are the most popular Langkawi Island it is tax-free so perfect for party-lovers Melaka / Melacca Cameron Highlands Perhenthian Islands Kuching Ipoh Johor Bahru Kota Kinabalu I Love 3 Weeks in Malaysia I really loved my time in Malaysia and cannot wait to return and explore more! The things I love most about Malaysia are The friendliness of Malaysian people Food Diversity of people and food I hope you follow this 3 week itinerary that takes you to three best places to visit in Malaysia. If you do, please let me know! Repin this Malaysia Itinerary 3 Weeks for Pinterest Boards! Posts To Read Next 1 Month Itinerary for Vietnam Backpacking South East Asia for 4 Months New Zealand Road Trip 12 Ways to Explore London, UK
.